Sabtu, 10 Desember 2016
By
Jayawan Truss
| Edit Entri
Bahan Penutup Atap
Sebagai lapisan tertular, bahan penutup atap merupakan material yang bersinggungan langsung dengan pergantian cuaca, misalnya paparan sinar matahari, angin, dan terpaan hujan. Untuk itu, Anda harus memilihnya dengan cermat dan sesuai kebutuhan.
Genteng Metal
Genteng metal terbuat dari baja lapis ringan / Zincalume steel yagn merupakan perpaduan 43,5 % seng, 55 % alumunium, dan 1,5 % silikon. Berbentuk lembaran yang bergelombang, genteng ini juga dikenal dengan sebutan baja gelombang.
Dari segi berat, genteng metal yang berupa lembaran ini mempunyai berat yang jauh lebih ringan dibanding genteng keramik atau beton, yaitu sekitar 1/ 10 nya. Artinya, berat setiap 1 m2 genteng metal hanya sekitar 2,5 – 3 kg. Bandingkan dengan berat genteng beton atau keramik yang bisa mencapai 40 – 45 kg per 1 m2 . Dengan bobot yang begitu ringan, struktur rangka atap pendukungnya pun dapat disederhanakan. Sebagai contoh, ukuran kuda – kuda dapat diperkecil, hal ini secara langsung akan mempengaruhi besar kolom dan pondasi. Secara otomatis, pengecilan elemen – elemen struktur ini juga memperingan beban bangunan serta menghemat biaya. Penghematan biaya lain bisa didapatkan dari penggunaan kasau, sebab genteng metal berbentuk lembaran bisa mencapai panjang maksimal 77 cm.
Untuk pemasangan pada rangka atap, lembaran genteng metal harus di ikatkan ke reng dengan sekrup khusus.
Asbes
Asbes merupakan bahan material berupa serat yang banyak menghisap panas dan sedikit merefleksikan sinar matahari. Alhasil, ruang di bawahnya cenderung panas. Untuk rumah tinggal, material ini tidak banyak dipilih dan kurang baik. Namun ada juga sebagian dari kita yang masih menggunakannya.
Proses pemasangan material yang satu ini tergolong mudah dan cepat. Selain itu, ia bisa langsung dipasangkan pada balok gording sehingga tidak memerlukan usuk dan reng lagi. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah jika penutup ini rusak atau retak, kita harus menggantinya dengan lembaran utuh.
Untuk penutup atap, terdapat 2 jenis asbes bergelombang yang bisa digunakan. Yang kedua punya sudut 60o, bisa digunakan untuk pabrik. Upaya untuk mengurangi terhirupnya debu dan serat pembentuk asbes adalah penggunaan plafon pada ruang. Selain itu, anda harus mengganti asbes dalam kurun waktu 5 tahun,meski belum rusak.
Genteng Aspal
Material penutup atap ini dikenal juga dengan sebutan bitumen. Walaupun namanya genteng aspal, tidak sepenuhnya penutup atap yang satu ini terbuat dari aspal. Bahan pembuatnya terdiri atas bubuk kertas, serat organik, resin, serta aspal. Dalam hal ini aspal dipilih sebagai bahan water proofing yang membuat genteng ini lebih tahan kebocoran.
Keunggulan yang bisa anda dapatkan dari genteng ini adalah bobotnya lebih ringan jika dibandingkan genteng tanah liat, beton, maupun keramik. Ia juga bersifat lentur dan tahan air.
Dengan berat sekitar 4 kg / m2, Bitumen ini amat fleksibel dibentuk sesuai kebutuhan, misalnya melengkung. Cara pemasangannya pun mudah. Setelah keseluruhan rangka bulat terbentuk,anda tinggal memasang atap bitumen di atasnya.
Genteng Terekota
Genteng Terekota terbuat dari tanah liat. Proses pembuatannya dilakukan secara tradisional, yaitu tanah liat dipadatkan, dibentuk,dan kemudian di bakar. Metode yang sangat sederhana ini juga dilakukan dalam pembuatan batu bata. Setelah melalui proses pembakaran, genteng kemudian dikeringkan di bawah sinar matahar. Karena proses pembuatannya manual, apalagi tidak ada aturan baku mengenai suhu pembakaran dan tingkat pengeringan, warna genteng yang dihasilkan biasanya beragam, dari gradasi orange muda hingga orange kehitaman.
Genteng terakota atau tanah liat ini punya banyak kelebihan. Pertama, soal harga. Kedua , bobotnya tidak ringan sehingga tidak menyulitkan pembuatan rangka atapnya. Kekurangannya ukurannya tidak cukup beragam, begitu pula variasinya. Dan jika dibandingkan dengan jenis genteng lain , misalnya genteng beton atau genteng keramik, ukurannya lebih kecil.
Genteng Keramik
Jenis genteng lain yang juga sering digunakan adalah genteng keramik. Bentuk,warna dan aksesoris pendukungnya amat beragam, mengikuti cenderung tren bangunan. Tak heran jika genteng keramik menjadi pilihan saat genteng tradisional mulai sulit ditemukan.
Sesuai namanya genteng keramik terbuat dari keramik yang berbahan dasar tanah liat. Yang menbedakan genteng keramik dengan genteng tanah liat adalah proses pembuatannya telah dipabrikasi.
Hal lain yang membedakannya dengan genteng terakota adalah genteng keramik mengalami proses finishing glazur. Dengan demikian, lapisan teratasnya lebih licin dan mengkilap. Genteng ini dapat dipasang pada rangka atap yang terbuat dari kayu maupun beton.
Salah satu keuntungan memilih jenis genteng ini adalah ia dapat memantulkan panas sehingga ruang dibawahnya menjadi lebih sejuk. Banyaknya ragam warna, bentuk, dan tingkat presisi yang tinggi merupakan keunggulan yang paling menonjol dari bahan penutup atap ini. Dengan kata lain, anda bisa lebih leluasa menyesuaikan bahan penutup atap ini dengan keseluruhan tema tampilan eksterior rumah. Sangat tepat untuk rumah bergaya tradisional maupun modern.
Genteng Beton
Genteng beton hadir dalam model rata yang dinamakan genteng flat ( genteng beton datar). Genteng ini sangat cocok diterapkan pada bangunan bergaya minimalis. Kelebihan lain dari genteng ini adalah warna yang bervariasi. Bahkan perkembangan terbaru memungkinkan genteng beton hadir dalam dua warna yang berbeda dalam satu genteng (duotone).
Genteng beton memang lebih berat dibandingkan genteng keramik maupun genteng tanah liat, bisa mencapai 4 – 4,2 kg / keeping. Selain itu, genteng beton juga bukan bahan pemantul yang baik sehingga panas matahari malah terserap. Akibatnya ruang di bawah atap terasa panas. Namun, jika dilihat dari segi biaya, penggunaan genteng beton lebih hemat dibandingkan penggunaan genteng lain, genteng keramik, metal, maupun bahan polikarbonat, karena ukurannya lebih besar. Sebagai perbandingan, atap seluas 1 m2 membutuhkan 10 keping. Dengan kata lai, jika menggunakan genteng beton, kebutuhan bahan pun bisa diminimalisasikan sehingga biaya konstruksi jadi lebih rendah.
Genteng Fiber
Bahan fiber mulai menjadi pilihan karena bebas asbes dan terbuat dari campuran semen, bahan penguat, serta serat mineral fiber. Campuran bahan – bahan tersebut menghasilkan bahan sekeras beton.
Bahan semen fiber berbentuk lembaran, digunakan sebagai bahan konstruksi dinding, pelapis plafond, dan penutup atap. Atap semen fiber yang dipasarkan di Indonesia terdiri atas dua jenis, yaitu tipe gelombang dan rata. Rata – rata perlembarnya berukuran panjang 1,5 m sampai 4 m dengan lebar 1 m.
Sebagai informasi, tinggi gelombang yang cocok dipakai sebagai penutup atap adalah 5 – 6 mm. Atap semen fiber sedikit lebih tebal daripada genteng metal, yaitu sekitar 5 – 6 mm, jadi ideal untuk dimanfaatkan. Bahan penutup atap ini punya kelebihan, yaitu tergolong ringan, beratnya sekitar 10 kg/ m2.
Setiap atap lain, atap fiber juga membutuhkan rangka sebagai penopangnya. Dalam hal ini Anda bebas memilih rangka kayu maupun baja. Sementara itu, jarak maksimun antargording yang dianjurkan adalah 1,2 meter untuk ketebalan 5 mm, dan 1,5 meter untuk ketebalan 6 mm. Sesuaikan jarak ini dengan panjang lembaran fiber yang dipakai. Agar awet dan tidak bergeser, rekatkan lembaran fiber pada gording dengan sekrup.
Sirap
Sirap adalah merupakan kayu keras yang dibuat menjadi lembaran – lembaran tipis. Kayu ini banyak ditemukan di hutan – hutan di pelosok Kalimantan. Bahan material ini yang tergolong ringan ini disusun menjadi satu sampai menghasilkan bentuk yang artistik dan indah.
Sirap memang tergolong isolasi panas yang baik. Tak mengherankan jika ia bisa membuat ruang – ruang di bawahnya terasa lebih sejuk. Kekurangannya, air hujan mudah merembes di sela – sela bahan ini. Dengan demikian,Anda perlu mengantisipasinya dengan memberi lembaran seng dibawahnya. Anda dapat terapkan pula bidang plafon di dalam ruang. Sudut kemiringan atap juga dibuat besar sehingga perputaran di bawah atap menjadi lebih baik.
Alang – Alang
Meski tergolong bahan tradisional, rupanya bahan ini masih mencuri minat masyarakat luas. Memang, atap alang – alang biasanya digunakan untuk vila dan gazebo. Namun, banyak juga atap rumah yang menggunakan bahan ini. Buktinya, bahan penutup atap yang satu ini sering digunakan di Bali dan Indonesia bagian timur.
Alang – alang dikenal juga dengan sebutan ilalang, merupakan tumbuhan berdaun tajam . Setelah dikeringkan, alang – alang lalu diikat menjado satu, sehingga siap digunakan sebagai bahan penutup atap. Semakin tua umurnya, semakin bagus untuk dijadikan bahan atap.
Dipasang dengan cara diikat (dengan akar pandan atau ijuk) pada kaso bambu, atau dengan paku pada kaso kayu. Untuk menghindari air masuk ke sela – sela nya, bahan ini harus di susun secara rapat dan dibuat dengan sudut kemiringan curam (40 derajat).
Sebagai lapisan tertular, bahan penutup atap merupakan material yang bersinggungan langsung dengan pergantian cuaca, misalnya paparan sinar matahari, angin, dan terpaan hujan. Untuk itu, Anda harus memilihnya dengan cermat dan sesuai kebutuhan.
Genteng Metal
Genteng metal terbuat dari baja lapis ringan / Zincalume steel yagn merupakan perpaduan 43,5 % seng, 55 % alumunium, dan 1,5 % silikon. Berbentuk lembaran yang bergelombang, genteng ini juga dikenal dengan sebutan baja gelombang.
Dari segi berat, genteng metal yang berupa lembaran ini mempunyai berat yang jauh lebih ringan dibanding genteng keramik atau beton, yaitu sekitar 1/ 10 nya. Artinya, berat setiap 1 m2 genteng metal hanya sekitar 2,5 – 3 kg. Bandingkan dengan berat genteng beton atau keramik yang bisa mencapai 40 – 45 kg per 1 m2 . Dengan bobot yang begitu ringan, struktur rangka atap pendukungnya pun dapat disederhanakan. Sebagai contoh, ukuran kuda – kuda dapat diperkecil, hal ini secara langsung akan mempengaruhi besar kolom dan pondasi. Secara otomatis, pengecilan elemen – elemen struktur ini juga memperingan beban bangunan serta menghemat biaya. Penghematan biaya lain bisa didapatkan dari penggunaan kasau, sebab genteng metal berbentuk lembaran bisa mencapai panjang maksimal 77 cm.
Untuk pemasangan pada rangka atap, lembaran genteng metal harus di ikatkan ke reng dengan sekrup khusus.
Asbes
Asbes merupakan bahan material berupa serat yang banyak menghisap panas dan sedikit merefleksikan sinar matahari. Alhasil, ruang di bawahnya cenderung panas. Untuk rumah tinggal, material ini tidak banyak dipilih dan kurang baik. Namun ada juga sebagian dari kita yang masih menggunakannya.
Proses pemasangan material yang satu ini tergolong mudah dan cepat. Selain itu, ia bisa langsung dipasangkan pada balok gording sehingga tidak memerlukan usuk dan reng lagi. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah jika penutup ini rusak atau retak, kita harus menggantinya dengan lembaran utuh.
Untuk penutup atap, terdapat 2 jenis asbes bergelombang yang bisa digunakan. Yang kedua punya sudut 60o, bisa digunakan untuk pabrik. Upaya untuk mengurangi terhirupnya debu dan serat pembentuk asbes adalah penggunaan plafon pada ruang. Selain itu, anda harus mengganti asbes dalam kurun waktu 5 tahun,meski belum rusak.
Genteng Aspal
Material penutup atap ini dikenal juga dengan sebutan bitumen. Walaupun namanya genteng aspal, tidak sepenuhnya penutup atap yang satu ini terbuat dari aspal. Bahan pembuatnya terdiri atas bubuk kertas, serat organik, resin, serta aspal. Dalam hal ini aspal dipilih sebagai bahan water proofing yang membuat genteng ini lebih tahan kebocoran.
Keunggulan yang bisa anda dapatkan dari genteng ini adalah bobotnya lebih ringan jika dibandingkan genteng tanah liat, beton, maupun keramik. Ia juga bersifat lentur dan tahan air.
Dengan berat sekitar 4 kg / m2, Bitumen ini amat fleksibel dibentuk sesuai kebutuhan, misalnya melengkung. Cara pemasangannya pun mudah. Setelah keseluruhan rangka bulat terbentuk,anda tinggal memasang atap bitumen di atasnya.
Genteng Terekota
Genteng Terekota terbuat dari tanah liat. Proses pembuatannya dilakukan secara tradisional, yaitu tanah liat dipadatkan, dibentuk,dan kemudian di bakar. Metode yang sangat sederhana ini juga dilakukan dalam pembuatan batu bata. Setelah melalui proses pembakaran, genteng kemudian dikeringkan di bawah sinar matahar. Karena proses pembuatannya manual, apalagi tidak ada aturan baku mengenai suhu pembakaran dan tingkat pengeringan, warna genteng yang dihasilkan biasanya beragam, dari gradasi orange muda hingga orange kehitaman.
Genteng terakota atau tanah liat ini punya banyak kelebihan. Pertama, soal harga. Kedua , bobotnya tidak ringan sehingga tidak menyulitkan pembuatan rangka atapnya. Kekurangannya ukurannya tidak cukup beragam, begitu pula variasinya. Dan jika dibandingkan dengan jenis genteng lain , misalnya genteng beton atau genteng keramik, ukurannya lebih kecil.
Genteng Keramik
Jenis genteng lain yang juga sering digunakan adalah genteng keramik. Bentuk,warna dan aksesoris pendukungnya amat beragam, mengikuti cenderung tren bangunan. Tak heran jika genteng keramik menjadi pilihan saat genteng tradisional mulai sulit ditemukan.
Sesuai namanya genteng keramik terbuat dari keramik yang berbahan dasar tanah liat. Yang menbedakan genteng keramik dengan genteng tanah liat adalah proses pembuatannya telah dipabrikasi.
Hal lain yang membedakannya dengan genteng terakota adalah genteng keramik mengalami proses finishing glazur. Dengan demikian, lapisan teratasnya lebih licin dan mengkilap. Genteng ini dapat dipasang pada rangka atap yang terbuat dari kayu maupun beton.
Salah satu keuntungan memilih jenis genteng ini adalah ia dapat memantulkan panas sehingga ruang dibawahnya menjadi lebih sejuk. Banyaknya ragam warna, bentuk, dan tingkat presisi yang tinggi merupakan keunggulan yang paling menonjol dari bahan penutup atap ini. Dengan kata lain, anda bisa lebih leluasa menyesuaikan bahan penutup atap ini dengan keseluruhan tema tampilan eksterior rumah. Sangat tepat untuk rumah bergaya tradisional maupun modern.
Genteng Beton
Genteng beton hadir dalam model rata yang dinamakan genteng flat ( genteng beton datar). Genteng ini sangat cocok diterapkan pada bangunan bergaya minimalis. Kelebihan lain dari genteng ini adalah warna yang bervariasi. Bahkan perkembangan terbaru memungkinkan genteng beton hadir dalam dua warna yang berbeda dalam satu genteng (duotone).
Genteng beton memang lebih berat dibandingkan genteng keramik maupun genteng tanah liat, bisa mencapai 4 – 4,2 kg / keeping. Selain itu, genteng beton juga bukan bahan pemantul yang baik sehingga panas matahari malah terserap. Akibatnya ruang di bawah atap terasa panas. Namun, jika dilihat dari segi biaya, penggunaan genteng beton lebih hemat dibandingkan penggunaan genteng lain, genteng keramik, metal, maupun bahan polikarbonat, karena ukurannya lebih besar. Sebagai perbandingan, atap seluas 1 m2 membutuhkan 10 keping. Dengan kata lai, jika menggunakan genteng beton, kebutuhan bahan pun bisa diminimalisasikan sehingga biaya konstruksi jadi lebih rendah.
Genteng Fiber
Bahan fiber mulai menjadi pilihan karena bebas asbes dan terbuat dari campuran semen, bahan penguat, serta serat mineral fiber. Campuran bahan – bahan tersebut menghasilkan bahan sekeras beton.
Bahan semen fiber berbentuk lembaran, digunakan sebagai bahan konstruksi dinding, pelapis plafond, dan penutup atap. Atap semen fiber yang dipasarkan di Indonesia terdiri atas dua jenis, yaitu tipe gelombang dan rata. Rata – rata perlembarnya berukuran panjang 1,5 m sampai 4 m dengan lebar 1 m.
Sebagai informasi, tinggi gelombang yang cocok dipakai sebagai penutup atap adalah 5 – 6 mm. Atap semen fiber sedikit lebih tebal daripada genteng metal, yaitu sekitar 5 – 6 mm, jadi ideal untuk dimanfaatkan. Bahan penutup atap ini punya kelebihan, yaitu tergolong ringan, beratnya sekitar 10 kg/ m2.
Setiap atap lain, atap fiber juga membutuhkan rangka sebagai penopangnya. Dalam hal ini Anda bebas memilih rangka kayu maupun baja. Sementara itu, jarak maksimun antargording yang dianjurkan adalah 1,2 meter untuk ketebalan 5 mm, dan 1,5 meter untuk ketebalan 6 mm. Sesuaikan jarak ini dengan panjang lembaran fiber yang dipakai. Agar awet dan tidak bergeser, rekatkan lembaran fiber pada gording dengan sekrup.
Sirap
Sirap adalah merupakan kayu keras yang dibuat menjadi lembaran – lembaran tipis. Kayu ini banyak ditemukan di hutan – hutan di pelosok Kalimantan. Bahan material ini yang tergolong ringan ini disusun menjadi satu sampai menghasilkan bentuk yang artistik dan indah.
Sirap memang tergolong isolasi panas yang baik. Tak mengherankan jika ia bisa membuat ruang – ruang di bawahnya terasa lebih sejuk. Kekurangannya, air hujan mudah merembes di sela – sela bahan ini. Dengan demikian,Anda perlu mengantisipasinya dengan memberi lembaran seng dibawahnya. Anda dapat terapkan pula bidang plafon di dalam ruang. Sudut kemiringan atap juga dibuat besar sehingga perputaran di bawah atap menjadi lebih baik.
Alang – Alang
Meski tergolong bahan tradisional, rupanya bahan ini masih mencuri minat masyarakat luas. Memang, atap alang – alang biasanya digunakan untuk vila dan gazebo. Namun, banyak juga atap rumah yang menggunakan bahan ini. Buktinya, bahan penutup atap yang satu ini sering digunakan di Bali dan Indonesia bagian timur.
Alang – alang dikenal juga dengan sebutan ilalang, merupakan tumbuhan berdaun tajam . Setelah dikeringkan, alang – alang lalu diikat menjado satu, sehingga siap digunakan sebagai bahan penutup atap. Semakin tua umurnya, semakin bagus untuk dijadikan bahan atap.
Dipasang dengan cara diikat (dengan akar pandan atau ijuk) pada kaso bambu, atau dengan paku pada kaso kayu. Untuk menghindari air masuk ke sela – sela nya, bahan ini harus di susun secara rapat dan dibuat dengan sudut kemiringan curam (40 derajat).
CV. JAYAWAN | |
TELP/FAX | 021-22950276 |
HP/Whatsa | 0812 8703 0528 |
bangun_rumah@jayawan.com / dedentanuwijaya@gmail.com | |
Alamat | Jl. Grand Nusa Indah Gandoang Rt. 03 RW 04 Kec. Cileungsi Kab.Bogor 16820 |
Artikel Lainya
Pasang Baja Ringan
Atap Metal Berpasir
Jual Pasir
Jasa Bangun Rumah
Pemasangan Plafon & Partisi Gypsum
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
0 komentar: